top of page

Semester Pertama di KAIST

  • kaistina0
  • 2021년 3월 1일
  • 2분 분량

최종 수정일: 2021년 3월 1일

Credit: Edwin Truman (Undergraduate Student, Industrial Design)

Halo semuanya! Perkenalkan nama aku Edwin tapi aku sering disapa dengan panggilan Edi! Sekarang aku baru selesai menjalani semester 1 di KAIST. Jadi awal mulanya, aku gak pernah menyangka akan melanjutkan kuliah di negeri, tetapi banyak banget hal yang menarik dan pengalaman baru yang pengen aku ceritain.

Jadi awalnya aku gak pernah dengar sama sekali tentang KAIST, pertama kali aku menemukan KAIST adalah melewati teman terbaik kita semua, yaitu google. Ketika itu aku sedang mencari sekolah-sekolah di luar negeri dan KAIST sangat menarik perhatianku karena KAIST menawarkan beasiswa serta KAIST juga terkenal di bidang-bidang yang aku minati. Selain itu, Korea adalah negara yang sedang sangat berkembang dan dunia entertainment-nya sangat menarik.

Pertama kali aku sampai di negeri Korea, aku hanya bermodal pengetahuan bahasa yang sangat minim, uang secukupnya, serta barang barang keperluanku. Aku sampai ke Korea sendiri tanpa ada yang menemani. Sejak landing jantungku langsung berdebar karena aku takut tidak bisa sampai ke kampus tujuanku, karena KAIST terletak di Daejeon dan bukan di Seoul. Dengan arahan dari kakak kelas aku pun mencari stasiun bus yang menjual tiket bus ke Daejeon, dan dengan kemampuan bahasaku aku hanya bisa mengatakan “대전청사 하나 주세요” (Dae-Jeon Cheong-Sa Ha-na Ju-Se-Yo), yang berarti tiket ke Daejeon Government Complex satu ya. Tetapi setelah mendapatkan tiket, naik bus yang manapun aku tidak tahu, sehingga satu-satunya cara adalah melihat jam keberangkatan bus-nya dan mencoba menebak-nebak serta menunjukan tiketku ke supir bus satu-satu.

Semester pertamaku di KAIST cukup sulit. Meski aku lulus dari sekolah berstandar internasional dan melalui tes Cambridge A Level, tetapi tingkat kesulitan pelajaran di Korea memang cukup tinggi, selain itu workload untuk pelajaran juga sangat tinggi. Banyak tuntutan tugas yang harus diselesaikan dalam jangka pendek, contohnya dalam seminggu bisa menulis 2 laporan lab yang berbeda dan cukup rumit.

Tetapi di luar pelajaran yang sulit, hidup di Korea sangatlah menyenangkan. Pertama bisa kita lihat dari makanannya. Makanan yang disajikan di restoran sangatlah mewah-mewah dan sebenarnya jika dikurskan ke rupiah, harganya cukup bersahabat. Sekali makan diluar bisa menghabiskan rata-rata 10.000 won yang berkisar sekitar Rp. 130.000, dimana uang segitu sangat wajar jika dihabiskan untuk makan di Jakarta. Selain makanan, juga ada hiburan-hiburan lain seperti karaoke, atau menghabiskan waktu bersepeda keliling kota, mungkin juga bagi yang hobi shopping di Korea bidang fashion industry sangat maju dan menawarkan banyak sekali gaya berpakaian yang unik.

Melihat kembali, semester pertamaku penuh keluh kesah. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa semester pertamaku juga penuh kesenangaan bersama teman-teman baru, dan tidak ada penyesalan aku memilih KAIST. Jika teman-teman ingin merasakannya sendiri, yuk come to KAIST!

Comments


bottom of page